Å•
Kisah inspiratif datang dari salah satu warga di Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Purwokerto Utara, Banyumas. Tedy (35) pria yang berprofesi sebagai pengatur jalan illegal atau biasa di sebut pak ogah ini harus menghidupi 9 anaknya di tengah keterbatasan ekonominya.
Tedy dan istrinya sebenarnya, pernah mengikuti program Keluarga Berencana atau KB sejak kelahiran anak mereka yang ke 5.
Namun program tersebut gagal hingga anak ke 8 lahir. Setelah anak ke-8 lahir, atas saran bidan, Tedy dianjurkan untuk turut mengikuti KB. Namun rejeki masih dipihaknya, tedi kini memiliki anak ke-9. Saat ini istri tedy telah dipotong plasentanya untuk mencegah kehamilan.
Tedy, Senin (2/08/2021) mengatakan, dirinya saat ini tengah berjuang untuk menghidupi ke-9 anaknya. 4 anaknya kini sudah memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP), sementara 3 anak lainya kini masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Ke 2 anak Tedy yang lain harus direlakan untuk di biayai oleh kerabatnya, karena ia tak sanggup untuk menghidupinya.
“Anak saya ada 9, 4 itu sudah masuk di SMP, 3 anak lagi di SD, dan 2 laginya saya dibantu oleh kerabat, saya titipkan ke saudara saya karena saya tidak mampu membiayai” ungkapnya.
Dalam sehari, Tedy hanya mampu mengantongi 75 ribu rupiah perharinya dari rutinitasnya menjadi pak ogah di pertigaan di sekitar Pabuaran. Tedy mengaku sampai saat ini, program bantuan pemerintah terkait kesejahteraan tidak ia terima, dirinya hanya menerima bantuan dari pemerintah terkait warga terdampak dari kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM. (ARI)
0 Comments