FOU, Media : Malaysia dan Indonesia sepakat untuk berhenti menggunakan mata uang negeri paman sam dolar (U$D). Keputusan ini diambil ditengah berkecamuknya perang dagang antara Amerika dan China.
Namun, keputusan ini diambil tidak berdasarkan adanya fenomena perang dagang yang tengah dilakukan oleh Amerika dan China, namun untuk mengangkat mata uang lokal kedua negara.
Saat ini, dolar memang menjadi mata uang international yang banyak digunakan untuk transaksi luar negeri. Namun dalam beberapa dekade terakhir, nilai mata uang dolar mengalami turbulensi yang cukup tajam pasca krisis properti melanda pada 2008.
Saat ini, banyak negara-negara yang memboikot dollar yang dinilai hanya menguntungkan negeri paman sam tersebut. Dedeolarisasi (istilah penolakan terhadap dollar) sempat menggaung pada 2 tahun lalu yang di lakukan oleh China. Hingga akhirnya Amerika membalas dengan boikot Yuan.
Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohamad, memang terkenal sejak dulu menolak keras akan adanya mata uang dollar yang menguasai dunia. Paham islamis Mahatir, selalu menuntut perubahan mata uang menuju dinar (emas) yang menjadi mata uang resmi pemerintahan Islam.
Mungkin, ini sebagai langkah konkrit atas pernyataan Perdana Mentri (PM) Malaysia, Mahatir Mohamad dalam konsepnya beberapa tahun lalu. Penggunaan mata uang lokal, juga menjadi salah satu cara untuk menaikan nilai tukar dari mata uang tersebut. Ketika peredaran uang di pasar ekspor meningkat, nilai mata uang suatu negara juga akan meningkat. (ARI)
0 Comments