Enter your email address below to subscribe to our newsletter.
FOU, Media : Negara Jepang, terkenal akan jiwa pantang menyerahnya yang edan. Negara maju pertama yang berasal dari asia tersebut memang terkenal dengan kegilaanya dalam menggapai cita-cita bangsa hingga kita kenal seperti sekarang.
Pada perang dunia I, Jepang juga menunjukan keberhasilanya dalam menjadi negara super power yang turut berkoalisi dalam perang dunia dalam melawan sekutu.
Namun, pasca berakhirnya perang dunia II, satu hal tergila dan sekaligus menjadi hal yang hebat dari jepang adalah dibangunya mega proyek kereta api cepat yang saat ini kita kenal dengan namanya shinkansen. Shinkansen berhasil diperkenalkan oleh jepang pada 1 Oktober 1964.
BACA JUGA : Capai Puluhan Milyar, Ghazali Beri Kita Pelajaran Semua Butuh Usaha
Pada perkenalan pertamanya, Jepang mampu membuat kereta api cepat ini melaju dengan kecepatan 210 km/jam. Dimana pada saat itu, belum ada satupun kereta api yang mampu melaju dengan kecepatan tersebut.
Awal ide ini, dicetuskan oleh jepang, setelah melihat potensi yang ada, yakni mulai ditinggalkanya sejumlah kereta api sebagai angkutan penumpang, karena sifatnya yang statis karena harus menempel pada rel.
Seiring dengan pertumbuhan tekhnologi yang manusia ciptakan seperti penemuan mobil dan alat transportasi penerbangan, membuat kereta ini, di belahan bumi barat khususnya mulai ditinggalkan dan difungsikan sebagai transportasi barang.
BACA JUGA : Gatot Nurmantyo Sebut Korupsi Di Indonesia Seperti Zaman Orba
Dalam pembangunan shinkansen, Jepang mengalami sejumlah kendala seperti pembengkakan biaya, mundurnya sejumlah chief engginer dan penggagas proyek karena sudah merasa gagal dari target yang ditetapkan.
Polemik tak hanya sampai disitu, sejumlah media baik di Jepang dan luar negeri, menganggap bahwa proyek tersebut akan sia-sia dan hanya menambah beban jepang, karena dalam perang dunia II Jepang telah di bombardir oleh USA yang menghancurkan negaranya.
Disisi lain, dibelahan dunia barat, mereka tengah berlomba-lomba dalam sisi ekonomi dengan memacu penemuan tekhnologi dan perkembangan alat transportasi baru. Pesawat yang selama perang dunia memiliki popularitas yang tinggi ketimbang transportasi lainya, kini mulai dikembangkan sebagai alat tranaportasi komersil.
Namun Jepang, memiliki cara pandang yang berbeda. Mereka memiliki ide untuk tetap menciptakan alat transportasi kereta api, yang mampu menyaingi kecepatan dari pesawat terbang. Terlebih, pada tahun 1964, Jepang menjadi tuan rumah Olimpiade yang bisa dimanfaatkan untuk memperkenalkan proyek baru mereka.
BACA JUGA : Tips Trading Kripto
Singkat cerita, dengan semua kendala dalam pembangunan proyek tersebut, Jepang berhasil membangun proyek tokaido shinkansenya, dan menghubungkan kota Tokyo dan Osaka dengan jarak 500 kilometer dan ditempuh dengan shinkansen memakan waktu 2 jam perjalanan perjalanan.
Dalam Olimpiade yang digelar di Jepang, dunia digemparkan dengan penemuan tersebut. Karena proyek shinkansen tersebut, telah berhasil dibangun oleh jepang dan mampu mempersingkat waktu perjalanan layaknya menggunakan pesawat terbang.
Lalu, apa hubunganya kereta api cepat tersebut dengan manfaat yang didapatkan oleh rakyat jepang?
Tokyo yang menjadi pusat pemerintahan dan Industri jepang, menjadi lokasi favorit oleh warganya untuk mengadu nasib. Namun sejumlah akses perumahan yang semakin mahal, membuat sejumlah masyarakat Jepang enggan untuk membeli rumah disana.
Hal ini menjadikan, mereka menggunakan layanan Shinkansen untuk mobilitas mereka. Mereka dapat berpindah dari kota satu ke kota yang lain di hari yang sama. Ibarat di Indonesia, kita berada di Semarang yang bekerja di Jakarta dengan jarak 500 km.
Dengan layanan Shinkansen yang dapat menempuh jarak tersebut dalam kurun waktu 2 jam, membuat warga Semarang dapat bolak balik ke Jakarta di hari yang sama. Apakah ini sangat membantu? Tentu saja. Dengan dibangunya shinkansen, tidak menimbulkan permasalahan baru di Tokyo seperti permasalahan Jakarta yang semakin hari semakin kumuh disebabkan adanya lonjakan perantau setiap pasca lebaran.
Selain itu, shinkansen yang masih berada di daratan, menjadikan jadwal pemberangkatan dari kereta ini cukup stabil dan tepat waktu apabila dibandingkan dengan pesawat terbang. Pesawat terbang, seringkali dihadapkan dengan faktor cuaca yang dapat menunda penerbangan sehingga sering mengalami keterlambatan.
Kemudian dari faktor biaya yang dikeluarkan, tentu saja shinkansen ini jauh lebih hemat ketimbang naik pesawat. Dengan keunggulan tersebut, secara diatas kartu Shinkansen telah memukul telak industri penerbangan yang kemudian mensiasati dengan perubahan jalur penerbangan.
Shinkansen Dan Dampaknya Bagi Kemajuan China
Meski China dan Jepang terkenal sebagai rival, namun faktanya negara China justru meniru rivalnya tersebut dengan membangun kereta api cepat layaknya shinkansen. Melihat lokasi China yang sangat luas dan secara politis, pembangunan akses transportasi dapat menyatukan harmonisasi negara pada wilayahnya, menjadi alasan dibangunya fasilitas tersebut.
Selain itu, karena masih dalam satu rumpun yang sama, kebiasaan dan culture budaya dari Jepang dan China, juga menjadi faktor pendorong dibangunya mega proyek tersebut.
Kunci dari faktor majunya pertumbuhan ekonomi dan negara, adalah dari sisi mobilitasnya. Ketika masyarakat dapat bermobilitas dengan mudah dan murah, maka bisa disimpulkan, negara itu akan lebih mudah berkembang.
Saat ini, China mampu menciptakan kereta api cepat maglev, yang menggunakan elektromagnetik sebagai tenaga penggeraknya, dan mampu menjadikan kereta ini lebih ramah lingkungan dan juga lebih cepat.
Pada awal 2021 lalu, China memperkenalkan maglev mereka yang mampu berjalan mencapai 600 Km/jam dan melayang diudara. Penggunaan elektromagnetik, menjadikan landasan baru kereta yang sebelumnya menggunakan roda, kini tidak menggunakan roda.
Sampai saat ini, China juga telah menggarap berbagai mega proyek kereta api cepat di sejumlah negara. Tentu saja, ini menambah pendapatan negara China dengan memenangkan sejumlah tender pada mega proyek di sebuah negara.
Infrastruktur China, memang sudah dikenal dunia dengan kehebatanya. Mulai dari upah pekerja yang murah, kecepatan pembangunan proyek tersebut juga menjadi alasan tersendiri dari sejumlah negara memilih negara tirai bambu.
0 Comments