Enter your email address below to subscribe to our newsletter.
FOU, Media : Ribuan Buruh China, dikabarkan memasuki Indonesia pada pekan ini. Hal tersebut ramai setelah beredar sejumlah foto yang memperlihatkan ribuan buruh yang berasal dari negeri tirai bambu tersebut datang memasuki Indonesia di Pulau Sulawesi.
Hal ini sontak mengejutkan sejumlah masyarakat karena sejumlah masyarakat ada yang pro dan kontra dengan hadirnya buruh tersebut ke Indonesia. Mereka yang pro dengan keadaan ini berpikiran bahwa Indonesia telah berkembang menjadi negara lebih baik karena sudah didatangi oleh tenaga kerja dari luar negeri.
Selanjutnya, sejumlah masyarakat yang setuju, juga berasalan bahwa banyak juga negara lain yang memperkerjakan tenaga kerja Indonesia. Menyoal tenaga kerja China, sebenarnya tenaga kerja asal china ini memang sudah lama dikenal oleh belahan dunia dengan label tenaga yang cukup murah. Bahkan menurut catatan sejarah, dahulu banyak negara eropa yang memperkerjakan buruh china, karena strategi politik pemerintahan china pada masa itu memang mengedepankan tenaga kerja yang murah.
BACA JUGA : Sosok Black Widow, Esmeralda Pimpin Gangster Tersadis
Dari strategi tersebut, memang China mendapatkan sisi keuntungan dengan mendapatkan transfer pengetahuan kepada pekerjanya. meski sejumlah pekerja China mayoritas dipekerjakan di sektor rendahan (Labour) namun ada juga sejumlah pekerja China dengan kemampuan yang tinggi, memberikan cita-cita dari pemerinahan negeri naga tersebut pelan tapi pasti tecapai.
Tak heran, saat ini kita mengenal China dengan kebesarannya dan menjadi satu-satunya negara yang mampu menumbuhkan ekonomi negaranya dengan sangat cepat, hingga mengimbangi negara super power Amerika Serikat. Namun, saat ini, dengan kemajuan tekhnologi dan Sumber Daya Manusia China, apakah mungkin buruh asal China ini akan ditempatkan ke posisi rendah.
Hal tersebut yang menjadi alasan bagi sejumlah masyarakat yang menolak dengan hadirnya tenaga kerja asal China yang menjadikan persaingan dunia kerja di Indonesia menjadi lebih ketat. Mereka yang menolak meminta Pemerintah menerapkan kebijakan yang melindungi rakyat, guna mengantisipasinya terlantar di negeri sendiri.
Akan tetapi, menurut aturan yang berlaku, yang telah disepakati oleh sejumlah negara-negara di ASIA, adanya kesepahaman dan kesepakatan mengenai ekonomi bebas yang kita sebut sebagai Masyarakat Economic Asean atau MEA, yang menghendaki tidak adanya batas antara perilaku ekonomi negara a dan b, sehingga pasar bebas akan tercipta dengan dikuranginya batas tersebut.
Apabila kita melihat sedikit ke belakang, Pemerintahan China yang kita kenal dengan Komunismenya, ternyata telah menerapkan prinsip ekonomi bebas seperti negara Amerika yang akhirnya sukses menjadikan China sebagai negara Non-Barat yang mampu menyamai negar Amerika Serikat saat ini. Terbukti sejumlah temuan mulai dari 5G, hingga kehebatan konstruksi China yang berkembang pesat dapat membawa China hingga sebesar sekarang.
Menurut Penulis, alangkah baiknya kita sebagai warga negara Indonesia untuk tidak takut dengan keadaan seperti ini. meski cenderung riskan karena adanya pesaingan yang ketat, namun apabila masyarakat mampu mengasah skill dengan baik dan mampu bersaing, maka kualitas Sumber Daya Manusia akan meningkat seiringan dengan persaingan yang ada.
0 Comments